PUBLIC RELATIONS
A. Definisi Public Relations
Beberapa pendapat
profesional terdahulu telah dirumuskan untuk mendefinisikan Public Relations dan hingga saat ini belum
disepakati oleh banyak pihak. Hal itu dipengaruhi atas latar belakang berbeda
yang notabene praktisi Public Relations bisa
digeluti dari profesi mana pun. Hingga tepatnya pada tahun 1947, banyak
sejumlah ahli dari New York membentuk suatu forum untuk mendiskusikan
definisi Public Relations. Dalam forum tersebut keluarkah
rumusan tentang definisi ini yang sebelumnya telah terkumpul 2000
definisi Public Relations.
Para ahli akhirnya sepakat dengan rumusan yang
dikemukakan oleh Denny Griswold sebagai berikut “Public Relations adalah fungsi
manajemen yang melakukan penilaian terhadap sikap publik, menyesuaikan
kebijaksanaan tata kerja dari suatu organisasi atau perorangan dengan
kepentingan publik dan melakukan program aksi untuk memperoleh pengertian dan
persetujuan publik “ (Soegiardjo, 1999).
Analisa dari definisi
tersebut adalah bahwa Public Relations (PR)
sebagai fungsi manajemen dalam membantu organisasi, institusi atau perusahaan.
Fungsi yang dimaksud adalah melakukan aksi kepada publik dengan tujuan
memperoleh pengertian dan dukungan.
Ada pula seorang tokoh
terkemuka PR yang kemudian disebut sebagai Bapak Public Relations (The Founding Father of PR), Edward
Lewis Bernays, dalam bukunya The Engineering of Consent (1955)
mendefinisikan PR sebagai “inducing the public to have
understanding for and goodwill” . Artinya, membujuk untuk
memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik.
Definisi tersebut memberikan pemahaman bahwa
pada awalnya, PR bertugas hanya membujuk publik untuk memiliki pengertian dan
mendukung institusi . Dalam konteks ini, komunikasi dalam PR lebih bersifat
satu arah. Selain itu Bernays juga menekankan persuasi sebagai bentuk
pernyataan atau komunikasi yang dilakukan guna mengubah pendapat atau sikap
publik (Syarifuddin, 2016:8).
Beberapa definisi masyhur lain dari para
pakar Public Relations, di antaranya:
1.
Cutlip, Center, &
Broom dalam bukunya Effective Public Relations (2006):
usaha terencana untuk memengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta
tindakan yang bertanggung jawab , didasarkan atas komunikasi dua arah yang
saling memuaskan.
2.
Majelis Public Relations Dunia (The First Assembly of PR Association, 1978): PR
sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis tren, memprediksi dampaknya,
mendampingi dan memberi nasihat pimpinan organisasi serta mengimplementasikan
perencanaan program guna melayani kepentingan organisasi dan publiknya.
3.
Frank Jenkins (1992):
“Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik internal
maupun eksternal antara suatu organisasi dengan khayalaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik berlandaskan pada saling pengertian”.
4.
Rex Harlow (1978): “PR
sebagai fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan, kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk menanggapi opini publik,
mendukung manajemen untuk mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif,
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengatisipasi kecenderungan penggunaan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.
(Syarifuddin, 2016:10).
Dari keseluruhan definisi yang dikemukakan
oleh para pakar di atas adalah sebagian dari banyaknya definisi keseluruhan
yang ditemukan. Hal ini jelas menggambarkan bahwa PR memiliki fungsi yang
penting dalam roda keorganisasian. Dengan adanya PR maka organisasi atau
lembaga akan berjalan seimbang karena koneksi antarlini terpadu dengan baik.
Dan karena itulah profesi PR sangat dimungkinkan untuk menangani berbagai
masalah yang melibatkan konflik atau kesalahpahaman dalam organisasi, baik
publik internal maupun eksternal, agar terjalin lagi harmonisasi antarlini
dalam organisasi.
Untuk memperkaya khazanah konsep dan pemhaman PR, berikut
beberapa definisi dari beberapa perspektif:
1.
Dari perspektif
manajemen, PR adalah cara mengelola reputasi. PR adalah umpan balik atau hasil
dari apa yang telah diperbuat atau dikatakan oleh para pemasar dan apa yang
publik katakan tentang mereka.
2.
Dari perspektif keilmuan,
PR adalah sebuah disiplin yang membangun dan memelihara reputasi, dengan tujuan
supaya dipahami sehingga memengaruhi opini maupun perilaku publik sasarannya.
PR juga senantiasa berkenaan dengan kegiatan menciptakan pemahaman dengan
memanfaatkan pengetahuan.
3.
Operasionalisasi PR
mencakup penanganan masalah-masalah atau isu manajemen, peluncuran produk baru,
memelihara serta meningkatkan hubungan jangka panjang dengan publik sasaran.
Semua kegiatan ini memerlukan suasana kondusif, serta saling pengertan, saling
mempercayai dan saling menghargai antara perusahaan dengan publiknya.
4.
Dari perspektif
sosial-budaya, PR adalah upaya terencana dan berkesinambungan untuk
mempertahankan niat baik serta saling pengertian antara perusahaan dengan
publiknya. Melalui berbagai kegiatan tersebut diharapkan muncul perubahan yang
berdampak.
5.
PR juga merupakan
metode efektif untuk membantu manajemen memantau berbagai perubahan,
menyampaikan informasi dan dalam membentuk opini publik sasaran. PR juga
menjadi saarana efektif untuk menanggapi aspirasi atau perilaku publik tertentu
tentang perusahaan sehingga tercapai situasi sama-sama memperoleh manfaat.
Mengacu pada perspektif di atas dapat
disimpulkan, bahwa PR merupakan suatu fungsi manajemen, yang menciptakan dan
memelihara komunikasi, pengertian, dukungan dan kerja sama antara suatu
perusahaan dengan publiknya sehingga tercipta situasi saling memperoleh manfaat
(Rudy Harjanto, dalam Syarifuddin, 2016:11).
Berikut ini poin-poin penting tentang program dan proses kerja PR:
1.
PR adalah suatu upaya
membangun citra baik.
2.
Menciptakan kehendak
baik (good will) antara institusi dengan publik, baik
internal maupun eksternal.
3.
PR berrtujuan
menciptakan rasa saling pengertian (mutual of understanding).
4.
PR mengupayakan
komunikasi yang harmonis.
5.
PR berusaha bembangun
kerjasama yang baik.
6.
PR membangun rasa
saling percaya (trust) antara institusi dengan publiknya.
7.
PR menciptakan situasi
yang saling mendukung.
8.
PR menciptakan kondisi
yang saling menguntungkan.
9.
PR menciptakan
toleransi.
10.
PR adalah fungsi
manajemen yang mendukung dan memelihara jalur bersama bagi komunikasi, membina
pengertian dan penerimaan antara organisasi dengan khalayak.
11.
Melibatkan manajemen
secara aktif dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
12.
Memberikan penerangan
dan tanggapan terhadap opini publik.
13.
Menetapkan dan
menegaskan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan umum.
14.
Menunjuang manajemen
untuk mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif dalam penerapan
sistem early waring system guna mengantisipasi berbagai
kecenderungan.
15.
Menggunakan penelitian
atau survei untuk mendapatkan data dari publik terkait strategi berkomunikasi
secara etis sebagai fungsi utama.
Penelitian meliputi: melakukan survei,
meneliti media, mencari tahu opini publik, melakukan studi kasus, menganalisis
kegiatan organisasi, menganalisis dokumen terkait, membuat angket dan kuesioner
penelitian, dan melakukan studi pustaka (Syarifuddin dan Suryanto, 2016).
B. Tujuan Public Relations
1.
Menciptakan
pemahaman antara perusahaan dan publiknya
Dalam menciptakan pemahaman pada publik,
langkah pertama adalah mengidentifikasi pertanyaan “siapa publik saya?”,
“apakah publik mengenal saya?”, “bagaimana persepsi publik tentang saya?”, “apa
yang harus saya lakukan, dan bagaimana caranya?”, “bagaimana saya bisa
dipandang berbeda dengan pesaing?”. Publik harus mempunyai informasi yang cukup
tentang perusahaan misalnya, “apa yang telah atau sedang atau akan dilakukan
oleh perusahaannya?; produk apa yang dihasilkan perusahaan? Apakah perusahaan
punya komitmen untuk mendukung kepentingan publik?”
Ketercukupan informasi akan terwujud bila PR
menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah yang timbal balik(two way reciprocal).
2.
Membangun
citra korporat (corporate image)
Citra adalah persepsi publik tentang
perusahaan yang menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan,
perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan
lainnya.
Dengan kata lain citra korporat adalah citra keseluruhan yang
dibangun dari semua komponen perusahaan seperti : kualitas produk, keberhasilan
ekspor, kesehatan keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap
lingkungan atau pengalaman konsumen yang menyenang atau menyedihkan tentang
pelayanan perusahaan.
Karena keseluruhan komponen perusahaan berpotensi menciptakan
citra maka kegiatan PR dapat bersifat :
a. PR sebagai metode komunikasi, yaitu kegiatan PR yang
dilakukan melalui divisi PR.
b. PR sebagai teknik komunikasi, yaitu segala
perilaku anggota organisasi berpotensi mempengaruhi citra tertentu di mata
publik. Di sini berlaku prinsip “every body is a
PR” setiap orang adalah PR bagi dirinya sendiri dan perusahaan
tempat dia bekerja
3. Membentuk opini yang favorable
Sikap publik terhadap perusahaan bila
diekspresikan disebut opini publik. Jadi opini publik merupakan ekspresi publik
mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Dalam kaitan ini, PR
dituntut memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan untuk :
a. Menjaga opini yang mendukung.
b. Menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum
diekspresikan
c. Menetralkan opini yang negatif.
d. Membentuk goodwill &
kerjasama.
Pada tahap ini, tujuan PR sudah pada tahap
tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalinan kerja sama dalam bentuk perilaku
tertentu yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan
publik secara nyata mendukung programprogram perusahaan. Misalnya publik turut
serta dalam menyukseskan kampanye PR atau tetap loyal mengkonsumsi produk
perusahaan.
Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada
inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh PR perusahaan untuk menanamkan
saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Tujuan menciptakan kerja
sama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling beradaptasi satu sama
lain. PR adalah upaya-upaya perusahaan untuk menciptakan kerja sama dengan
kelompok-kelompok masyarakat.
No comments:
Post a Comment