MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN K3
Persediaan
Bahan Baku
Pengertian Persediaan
Bahan Baku
Menurut Prazwirosentono (2001, Manajemen Operasi Analisis
dan Studi Kasus) persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam
perusahaan dalam bentuk persediaan
bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah jadi dan barang dalam
proses.
Tujuan pengendalian persediaan bahan baku antara lain:
- Menjaga agar barang dagangan
jangan sampai kekurangan.
- Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya.
Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya.
- Mengatur jangan sampai jumlah
pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan. Persediaan bahan
dalam jumlah besar mengandung banyak risiko dan masalah seperti berikut.
a. Risiko
hilang dan rusak.
b. Biaya
pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi.
c. Risiko
usang.
d. Uang yang
tertanam di persediaan terlalu besar.
Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit,
antara lain:
a. Risiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan
perusahaan.
b. Menghambat kelancaran proses produksi dan
mengakibatkan
ketidakstabilan kualitas dan
kuantitas produk.
c. Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru
memboroskan
dana pengadaannya.
d. Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah
pembelian
selalu kecil.
e. Pada umumnya wirausaha menggunakan cara tradisional
dalam
mengelola persediaan bahan baku,
yaitu dengan memiliki persediaan
minimal untuk mendukung
kelancaran proses produksi.
Fungsi Persediaan
Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, antara lain sebagai berikut :
a. Menghilangkan
resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau
barang yang dibutuhkan
perusahaan.
b. Menghilangkan
risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.
c. Menghilangkan
risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
d. Untuk
menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
Perlunya
Persediaan Bahan Baku
- Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi
dari perusahaan tidak akan dapat dibeli atau didatangkan secara satu
persatu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat bahan tersebut
akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan.
- Untuk menghindarkan diri dari keadaan kekurangan bahan baku tersebut,
manajemen perusahaan dapat saja memutuskan untuk menyelenggarakan
persediaan bahan baku di dalam jumlah unit yang cukup banyak.
Beberapa
Kerugian yang akan Dapat Diderita oleh Perusahaan Sehubungan dengan
Penyelenggaraan Persediaan Bahan Baku yang Terlalu Besar antara lain :
- Biaya penyimpanan atau
pergudangan yang akan menjadi tanggungan perusahaan menjadi semakin besar.
- Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berarti
harus mempersiapkan dana yang cukup besar pula untuk mengadakan pembelian
bahan.
- Apabila persediaan bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan yang
bersangkutan mengalami kerusakan atau mempunyai perubahan-peruabahan
kimiawi sehingga tidak dapat dipergunakan, maka kerugian perusahaan akan
menjadi semakin besar dengan semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang
disimpan dalam perusahaan.
- Apabila perusahaan mempunyai
persediaan bahan baku yang sangat besar, maka terjadinya penurunan harga
pasar akan merupakan suatu kerugian yang tidak sedikit di dalam
perusahaan. Walaupun di dalam hal ini dapat saja terjadi kenaikan harga
pasar dari bahan tersebut, dimana hal ini dapat menguntungkan bagi
perusahaan.
Faktor yang Mempengaruhi Persediaan
- Jumlah dana yang tersedia
- Lead time
- Frekuensi penggunaan
- Daya tahan persediaan
Apabila dilihat dari tipe persediaan, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi setiap tipe persediaan, seperti:
- Bahan mentah
- Barang dalam proses
- Barang jadi
Teori-Teori
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengertian Keselamatan Kerja
- Budiono (2003) keselamtan kerja merupakan ilmu dan penerapan yang
terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar dari
kecelakaan kerja atau kerugian lainya.
- Keselamatan kerja merupakan usaha tindakan pengamanan proses produksi,
menjamin agar setiap orang yang berada ditempat kerja senantiasa dalam
kondisi aman. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan
produksi (Suma’ mur, 2001:15)
- Keselamatan kerja merupakan rangkaiaan usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman dan tentram bagi para pekerja yang bekerja di perusahaan
yang bersangkutan (Mangkunegara, 2001:163)
- Triyusliyanti (2007:245) menyatakan bahwa “ Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan “
Faktor – Faktor Keselamatan Kerja
Syafi’ i (2008:36), menyebutkan faktor – faktor dari
keselamtan kerja adalah :
v Lingkungan
kerja secara fisik.
- Penempatan benda atau barang sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan atau mencelakakan orang – orang yang berada ditempat kerja
atau sekitarnya. Penempatan dapat pula dilakukan dengan diberi tanda,
batas – batas dan peringatan yang cukup.
- Perlindungan para pegawai atau pekerja yang melayani alat – alat kerja
yang dapat menyebabkan kecelakaan, dengan cara memberikan alat
perlindungan yang sesuai dan baik. Perlengkapan perlindungan misalnya helm
pengaman (helm safet), rompi keselamaatan (safety vest), sepatu
keselamatan (safety boots), masker, penutup telinga dan sebagainya.
- Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat
pencegahan pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan misalnya
: pintu/terowongan darurat, pertololongan apabila terjadi kecelakaan
seperti : tabung oksigen, mobil ambulan dan sebagainya.
v Lingkungan
sosial psikologis
- Perlakuan yang adil terhadap semua pegawai atau pekerja tanpa
membedakan agama, suku, kewarganegaraan, turunan dan lingkungan sosial.
- Perawatan ataau pemberian asuransi terhadap para pegawai yang
melakukan pekerjaan berbahaya dan beresiko, yang kemungkinan terjadi
kecelakaan kerja sangat besar.
- Masa depan pegawai terutama dalam keadaan tidak mampu lagi melakukan
pekerjaan akibat suatu kecelakaan, baik fisik maupun mental.
- Keastian kedudukan dalam pekerjaan, hal ini merupakan salah satu
jaminan bahwa orang – orang dalam organisasi itu dilindungi hak dan
kedudukannya oleh peraturan. Faktor pegawai dijamin secara seimbang dengan
kewajibannya.
Dasar Teori Kesehataan Kerja
Pengertian
Kesehatan Kerja
- Mangkunegara (2001:161) menyatakan program kesehatan kerja menunjukan
pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa
sakit yang di sebabkan oleh lingkungan kerja
- Mangkunegara (2001:161) menyatakan program kesehatan kerja menunjukan
pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa
sakit yang di sebabkan oleh lingkungan kerja
- Kesehatan kerja diartikan sebagai aturan – aturan dan usaha untuk
menjaga buruh dari kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan
kesehatan dan kesesuaan dalam seseorang itu melakukan atau karena ia
melakukan pekerjaan dalam satu hubungan kerja (Padminingsih, 2007:19)
Dimensi Kesehatan Kerja
- Sosial Wellness Maksudnya ini adalah bagaimana seseorang memberikan
kontribusi untuk lingkungan mereka dan karyawan dan bagaimana ia
membangun ruang hidup yang lebih baik dan jaringan sosial.
- Kerja Wellness Pengembangan kerja behubungan dengan sikap seseorang
tentang pekerjaan seseorang dan mengakui kepuasan pribadi dan pengayaan
dalam kehidupan seseorang melalui pekerjaan.Pilihan propesi, kepuasan,
ambisi karir dan kinerja pribadi merupakan komponen penting dari dimensi
ini. Kesehatan Spiritual Maksudnya kita mencari makna dan tujuan dalam
eksistensi manusia.
- Intelektual Wellness Dimensi ini mengakui kegiatan kreatif dan
merangsang seseorang mental serta memperluas pengetahuan dan
keterampilan.
- Kesehatan Emosional Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengelola
perasaan dan perilaku yang terkait termasuk penilaian realistis kebatasan
seseorang, pengembangan otonomi dan kemampuan untuk mengatasi stres
secara efektif.Emosional baik orang memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan perasaan bebas dan mengelola perasaan secara efektif.
- Lingkungan Wellness Dimensi ini mencakup kemampuan untuk
mempromosikan tindakan kesehatan yang meningkatkan standar hidup dan
kualitas hidup dimasyarakat, termasuk hukum dan lembaga yang melindungi
lingkungan fisik.
- Fisik Wellness Dimensi ini adalah apa yang kita semua lakukan
- dengan
baik diklub kesehatan kita.
Faktor – Faktor Kesehatan Kerja
v Menurut
Syafi’ i (2008:38) adapun faktor – faktor dari kesehatan kerja adalah:
- Lingkungan kerja secara medis
- Sarana kesehatan tenaga kerja
- Sarana pemeliharaan kesehatan kerja
Dasar Hukum Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Hukum keselamatan dan kesehatan keja muncul untuk
melindungi pekerja dari bahaya yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi
(Ridley, 2006:2).
Faktor – Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen keselamtan dan kesehatan kerja perlu adanya
standarisasi dalam pengelolaan dan implementasi dari keselamatan dan kesehatan
kerja. Lestari dan Triyulianti (2007) membagi faktor – faktor keselamtan dan
kesehatan keja menjadi lima faktor. Faktor tersebut antara lain :
1) Pelatihan keselamatan.
2) Publikasi keselamatan.
3) Kontrol lingkungan kerja.
4) Pengawasan dan disiplin.
5) Peningkatan kesadaran K3.
Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan yang diharapkan perusahaan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja diantaranya adalah mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
meningkatkan derajat kesehatan kerja dengan melakukan promosi kesehatan,
menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi yang optimal,
menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input proses sampai output,
mencegah terjadinya kerugian (loss) baik moril maupun materil akibat terjadinya
accident atau incident.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pendekatan
sistem pada manajemen K3 dimulai dengan pertimbangan tujuan keselamatan, teknik
dan peralatan yang digunakan, proses produk dan perancanaan tempat kerja
(Mangkunegara, 2001).
Sistem
manajemen K3 adalah bagian sistem manajemen secara keseluruahan yang meliputi
struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tecapainya
lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif (Santoso, 2004).
Peran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Perusahaan
Nasution (1994:251) Program K3 merupakan
salah satu usaha untuk melindungi pekerja ditempat kerja. Dengan terlindungnya
pekerja dari was – was keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan melalui peningkatan produktivitas pekerja
No comments:
Post a Comment